Pohon & Hati
***
Memaafkan bukan berarti melupakan.
Memaafkan itu mudah, tapi yang membuatnya sulit adalah 'apakah kita dapat melupakan sakitnya atau tidak :)
Apa yang ada di atas merupakan penggalan pesan singkat saya padanya beberapa waktu lalu. Jujur, saya sudah memaafkan, tapi sampai detik ini saya tidak bisa (mungkin bisa, tapi belum, ah entahlah) melupakan rentetan kejadian-kejadian, bayangan-bayangan kesalahannya sebelumnya.
Ada perang batin yang terjadi dalam diri ketika saya meminta hati untuk berdamai dengan masa lalu. Ada gejolak antara perasaan dan kepercayaan. Saya masih sayang, sangat sayang bahkan, tapi apakah akan tetap kembali seperti semula dan baik-baik saja jika tanpa kepercayaan? Tentu tidak.
Seorang sahabat jauh pernah mengatakan kepada saya, "Mbak Ana, saya anak korban brokenhome. Mohon mbak, jika suami mbak Ana sudah berniat dan benar-benar berubah untuk mbak dan anak-anak, mohon urungkan niat mbak untuk berpisah. Kasihan anak-anak. Kasih sayang yang diberikan ayah kandung tidak akan pernah bisa menandingi besarnya kasih sayang ayah tiri, meskipun ayah tiri saya begitu menyayangi saya. Kadang, saya iri melihat adik tiri saya yang bisa mendapatkan kasih sayang seutuhnya. Sayapun ingin sepertinya. Tapi apalah daya saya mbak, saya pun tidak tega melihat ibu saya dulu ketika masih bersama ayah saya. Saya bahagia melihat ibu saya sekarang bahagia. Ayah kandung saya memang bukan suami dan Ayah yang baik, tetapi bagaimanapun dia tetap ayah kandung saya. Seandainta saja dia mau berubah untuk saya dan ibu saya sebelum semuanya terlambat.."
Saya pun terdiam.
Apakah benar seperti itu yang akan dirasakan Furqan, Fadel, dan Fahri jika saya meneruskan dan tetap pada pendirian saya?
Melihat perubahannya sampai detik ini, hati saya tergerak, "Okelah, saya akan kembali mencoba berdamai dengan hati saya, dengan masa lalu. " Tapi seketika itu juga, ruang hati saya yang lain menentang, "ah, dulu juga kan seperti itu? Berbuat kesalahan, dimaafkan, kemudian diulangi lagi. Bukan cuma sekali dua kali kan? Kalau dulu seperti itu, tidak menutup kemungkinan akan seperti itu lagi. Siap?"
Perang batin.
***
Ya Allah Ya Rabbi..
Ya Rahman Ya Rahiim..
Yang Maha Membolakbalikkan hati..
Yang Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik untuk hambanya..
Tuntun hati ini pada keputusan yang menurutMu baik dan membahagiakan..
Yang baik dan yang membahagiakan Ya Rabb.. Yang baik dan yang membahagiakan..
Aamiin Aamiin Aamiin Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim Ya Samii Ya Mujiib..
*semangat kk Ana :) demi anak2!
ReplyDeleteIkuti kata hatimu Mbak Ana
ReplyDeleteforgive but never forget
ReplyDeleteDulu sy juga begitu. Berkali2 dia berbuat kesalahan. Berkali2 juga saya memaafkan. Hasilnya dia semakin menjadi. Makin pandai menyembunyikan banyak sandiwara yang lain, sampai akhirnya ketahuan lagi dan lagi. Memang luka hati sulit sekali hilang dia membekas. Dan ini berimbas pd sikap kita pd dirinya. Akibat sikap kita yg dingin dan juga blm bisa melupakan inilah berakibat pd kumatnya tabiatnya untuk mencari dan mencari lagi. Akhirnya sy putuskan berpisah dan sudah 4 tahun ini sy menikah lagi. Dengan laki2 yg ratusan kali lipat lebih baik. Dr akhlak, agama dan komitmennya pd keluarga. Saya tidak tahu apakah anak2 kandung sy dengan ayah tirinya baik2 sj. Yg saya yakin ayah tirinya memberi pengalaman lebih baik. Memberi contoh lebih baik dgn setia, mengabdi pd keluarga, fokus pd masa depan, dan pejuang keluarga. Anak2 setidaknya melihat betapa contoh laki2 yg baik ada. Apalagi anak2 sy dr pernikahan sebelumnya laki2. Jangan bertahan krn cinta dan anak2 tp bertahanlah krn psikis dan mentalmu siap. Kl tidak, maka ini malah akan menimbulkan luka berkepanjangan pd anak2mu. Mkg tdk secara fisik tp psikis juga. Mbak anna sy pikir akan kuat menjalani semuanya lohat kedepan tataplah anak2. Hidup adalah pilihan. sekali kita menentukan maka kita bersama anak2lah yg akan menjalani masa depan itu. Inshaallah jika ikhlas meninggalkannya dan istiqomah maka Allah akan memberikan ganti yg jauh lebih baik spt ummul mukminin Khadijah RA yg mendapatkan rasulullah SAW setelah 2x kegagalan pernikahannya. Maka allah juga akan memberikan ganti yg lebih baik. Namun jika memutuskan bertahan. Maka kuatkan diri secara mental dan spiritual. Buang jauh rasa sakit. Mbak anna hrs belajar menutup luka dgn cr terbaik. Kembalilah mjd anna seperti dulu. Lupakan ms lalu. Krn kl mbak anna terus dlm bayang2 masa lalu. Yakin rasa sakit akan terus ada dan tak akan pernah hilang. Justru nanti akan menjadi bumerang dkehidupan mbak anna kedepan. Krn yakin ybs pasti akan kambuh dan kambuh lagi untuk menemukan keseimbangan apalagi dgn wanita kedua dia telah memiliki putera. Pikirkan baik2 ajak ummi dan abah beristikhoroh. Dan tatap anak2. Killing time dgn kesibukan yg positif inshallah mbak anna akan sgr mendapat jawabannya. -Dewi- FB. Yulyani Dewi Dua
ReplyDeleteSholat Istikharah, biar Allah yg menjawab apa keputusan yg seharusnya dipilih oleh Ana :)
Deletesemoga mba cepat menemukan jalan terbaik..
ReplyDeleteSaya pernah dposisi mbak ana, berulang kali terluka. Bertahun2 kondisi rumah seperti neraka dan saya terpuruk sampai usaha yg saya jalani juga ikut hancur. Tp suatu saat..saya sadar, bahwa gak bisa selamanya spt ini. Ada anak2 yg membutuhkan seorang ibu yg bahagia, ada usaha yg saya rintis dr nol dan dsitulah stengah jiwa saya berada dan ada org tua yg menunggu senyum saya spt dahulu kembali. Saya mendapat sebuah petikan kalimat ddlm sebuah buku.."cara baik ntuk melupakan masa lalu bukan dgn melupakannya tp dengan terus mengingatnya dan suatu saat akan hadir hari2 yg dimana kamu mengingatnya tp kemudian hatimu tak akan perih kembali. Akhirnya..kami mencoba memulai semuanya lagi dr awal. Saya menerima semua masa lalu dan kejadian2 yg menyakitkan itu, walo itu terus menghantui saya tp saya berusaha ntuk tak mengungkitnya. Begitu jg dgn suami saya, dia lbh mendekatkan dirinya dan memberikan setiap hari pelukan dan sentuhan ntuk mengobati luka2 yg tlh dia berikan pd saya. Yup..kami telah melewati klimaks dr pernikahan, hampir semua dr cobaan2 ddlm pernikahan tlh kami jalani. Berhasil? Tentu saja kami berhasil, saya memilih ntuk mempertahankan pernikahan saya, jatuh cinta kembali pd sosok pria ini dan dia pun memberikan apa yg seorang wanita inginkan yaitu..kejujuran, kesetiaan, kelembutan dan lainnya yg tulusnya bs saya rasakan. Mungkin itu yg dijanjikan oleh Allah, dsetiap tetesan air mata, ada banyak kebahagiaan yg akan dberikan olehNya ketika kita sabar dan Allah maha adil..;)
ReplyDeleteAlhamdulillah,, semoga bahagia selalu mbaa Amelia dan keluarga kecilnya.. Semoga keluarga kecil mba senantiasa dilindungi Allah SWT.. Makasih sudah berbagi mbaa :)
DeleteSaya pernah mngalami hal tersebut.. Walaupun suami sy tdak smpai mnikah lg.. Tp ksalahan2 yg sdh dia tancapkan mmbuat rumah tangga sperti neraka selama 3-4thun.. Smpai akhirnya kami mmutuskan berpisah slama 8 bulan.. Lalu kami mnyadari klo kami tdak brsama serasa ada yg kurang, anak jg slalu mrindukan ayahnya krena pd dasarnya ayahnya seorang yg slalu berintraksi baik dengan anaknya.. Slama 8 bulan trjd prang batin .. Dsaat suami saya truss mmbujuk untuk kembaki kpadanya, namun ortu sy sngat tdak stuju krena mrasa sy tlah sangat dsakiti, tp sy mlihat wajah anak sy, seolah olah dia harus mngerti apa yg trjadi tanpa harus bisa mmilih, yg mungkin dalam hati kecilnya tidak ingin hal ini terjadi...
ReplyDeleteStelah 8 bulan brjalan akhirnya kami mmilih jalan berpisah di pengadilan dan mengikuti mediasi 2minggu kmudian, dalam masa itu sy brtemu tman memang benar ada seorang wanita yg mlepas masa lalu dan akan bahagia di masa depannya, namun bnyak jg wanita yg mlepas masa lalunya, tp dilema dengan msa depannya, apalagi krena anak, apalagi krena ada tiri2an di antara kluarga tersebut, stelah sy pikirkan tdak smua laki2 jg yg tdk mnghargai ksempatan yg dberikan apalg klo dia mnyadari klo itu adalah ksempatan terakhirnya.
Sampai hari ini sy mrasa suami sy lbih baik.. 😘😘😘
Saya pernah mngalami hal tersebut.. Walaupun suami sy tdak smpai mnikah lg.. Tp ksalahan2 yg sdh dia tancapkan mmbuat rumah tangga sperti neraka selama 3-4thun.. Smpai akhirnya kami mmutuskan berpisah slama 8 bulan.. Lalu kami mnyadari klo kami tdak brsama serasa ada yg kurang, anak jg slalu mrindukan ayahnya krena pd dasarnya ayahnya seorang yg slalu berintraksi baik dengan anaknya.. Slama 8 bulan trjd prang batin .. Dsaat suami saya truss mmbujuk untuk kembaki kpadanya, namun ortu sy sngat tdak stuju krena mrasa sy tlah sangat dsakiti, tp sy mlihat wajah anak sy, seolah olah dia harus mngerti apa yg trjadi tanpa harus bisa mmilih, yg mungkin dalam hati kecilnya tidak ingin hal ini terjadi...
ReplyDeleteStelah 8 bulan brjalan akhirnya kami mmilih jalan berpisah di pengadilan dan mengikuti mediasi 2minggu kmudian, dalam masa itu sy brtemu tman memang benar ada seorang wanita yg mlepas masa lalu dan akan bahagia di masa depannya, namun bnyak jg wanita yg mlepas masa lalunya, tp dilema dengan msa depannya, apalagi krena anak, apalagi krena ada tiri2an di antara kluarga tersebut, stelah sy pikirkan tdak smua laki2 jg yg tdk mnghargai ksempatan yg dberikan apalg klo dia mnyadari klo itu adalah ksempatan terakhirnya.
Sampai hari ini sy mrasa suami sy lbih baik.. 😘😘😘
Alhamdulillah mbaa.. Semoga mba dan keluarga senantiasa dalam kasih sayang dan perlindungan Allah SWT.. Bahagia selalu mba dan suami.. Terima kasih sudah berbagi :)
DeleteMba Ana, yang terbaik adalah Mba Ana mengerti sampai mana kemampuan hati Mba Ana, dan Mba Ana tau apa yang Mba Ana butuhkan untuk bahagia, karena kita tidak bisa membahagiakan orang lain kalau kita tidak bahagia, ibaratnya kita tidak bisa memberikan apa yang tidak kita punya, kalau mba ana tidak punya "Bahagia" bagaimana Mba Ana akan memberikan "Bahagia" untuk anak-anak, dan orang tua Mba Ana
ReplyDeleteSaya dulu pernah mengalami mirip seperti Mba Ana, sudah hampir 14 tahun berlalu kadang luka masih terasa, benci dendam terluka semua campur aduk, satu pikiran saya yang saya pegang sampai sekarang, kalau saya sangat berharga untuk di perlakukan seperti itu, dan saya tidak mau lagi ikut campur dalam permainan / drama mereka, hidup mereka happy atau engga bukan lagi urusan saya, CLOSE BOOK, NEW CHAPTER
Tidak ada yang lebih baik mencintai diri, kecuali kita sendiri. love your self from the inside Mba Ana, Allah Bless You :)
semoga keputusan yang mbak ana akan ambil semua karena Allah :) . Baik mempertahankan atau melepas semua karena Allah azza wa jalla, takdir Allah pasti baik mba :)
ReplyDeleteMbak ana saya memang tidak pernah diposisi mbak ana. Tapi saya pernah diposisi ketiga jagoan mbak ana. Orangtua saya bercerai saat saya kelas 1 SD, itu rasanya sakit. Sakit saat teman bercerita libur kesana sini bareng papa mama. Sakit saat melihat teman bermanja manja sama kedua orangtuanya. Sedih saat tiba pengambilan rapor saya hanya di ambilkan kakak sepupu sementara teman datang dengan orangtuanya. Sedih saat ada teman yg jahati cuma nangis sendiri sementara teman orangtua siap sedia merengkuh anaknya. Kecewa saat saya pentas sekolah tidak ada orangtua yg melihat sementara teman kdua orangtuanya hadir melihat dan mengabadikan fotonya. Ini kesedihan saya mbak ana saat kedua orang tua saya berpisah, saat itu juga hidup saya berubah. Semasa sekolah ada minder, dan tidak berani maju . Hingga saya semasa sekolah lebih memilih sendiri, karna takut ditanya2 dimana ortu saya. Mungkin ada diluar sana anak broken home yg mampu mengukir prestasi, tapi sejujurnya dia sakit lebih parah dan menutup dengan prestasinya agar tidak dikorek tentang hidup pribadinya. Jika dulu orangtua saya berpisah hanya mementingkan hati dan egonya . Saya berharap mbak ana tidak seperti orangtua saya yg tidak mengingat perasaan anak dan masa depan anak untuk berpisah.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berbagi :) cerita mba Dina membuka hati dan pikiran saya untuk lebih mengerti perasaan anak2 dalam mengambil keputusan.. Makasih mba.. Semoga bahagia selalu mba..
DeleteAlhamdulillah jika mbak Ana bisa terima apa yg saya ceritakan. Saya tidak bermaksud menggurui , hanya saja saat mendengar ada orang ingin berpisah dari pasangannya saya seperti flashback, pada masa masa saya kecil. Aahhhh saya terlalu lama gagal move on , makanya masih membeberkan kehidupan kecil saya. Namun sekarang saya sudah bahagia juga berusaha supaya apa yg saya alami tidak dialami juga oleh anak saya.
DeleteSemangat yah kak Ana. Kalo saya toh mending kt pisah mi saja daripada sama2ki tapi ujung2nya sakit terusji kita rasa di poligami gang. Sy sj kak Ana nda kt kenal ja, tp ku kenalki di IG, sa rasa tertusuk2 hatiku di ksh bgtuki sm kak Erick. Bgmana perasaannya itu anakta klo besari, psti benci nnti sama bapaknya.
ReplyDelete