UNTUKMU YANG MERASA (MELAWAN PRASANGKA) 2



Bismillahirahmanirahiim..

Tepat 15 hari setelah saya kembali mendengar kalo masiiih ada saja orang yang menghasut orang lain dengan menebar fitnah tentang suami dan saya. Iyyes, fitnah lama dan basi yang kembali dihangatkan.. pemicunya mungkin karena mereka menonton tayangan saya dan suami, dan mungkin juga ga suka sama orang-orang yang menaruh simpati ke kami? Makanya mereka menghasut satu persatu dari mereka, diam-diam, lewat DM Instagram dan WA dengan kalimat pembuka.. 
“Kalau yang tahu cerita sebenarnya pasti ketawa karena ceritanya bukan seperti itu..☺️

Dan mulailah mereka mendongeng tentang obat tidur dan pemerkosaan yang sudah pernah saya ceritakan di UNTUKMU YANG MERASA (MELAWAN PRASANGKA)..

Butuh 15 hari untuk saya berpikir dan menimbang-nimbang, apakah perlu ada tulisan ini atau tidak? Kalau kata suami, “Untuk apa buang-buang waktu memikirkan mereka? Mending kita fokus di keluarga kita, tujuan kita, dan masa depan kita.” Tapi setelah menimbang-nimbang kembali dan atas saran dari beberapa orang, akhirnya saya putuskan untuk menulis ini untuk menutup mulut para pendongeng, yang orang-orangnya masih itu-itu saja ☺️

Saya tidak akan menguraikan lagi kronologi yang sudah pernah saya ceritakan di UNTUKMU YANG MERASA (MELAWAN PRASANGKA). Di postingan itu saya lupa memasukkan, ah, bukan lupa sebenarnya, saya memang tidak mau membuka/membaca/menyimpan putusan poligami saya waktu itu. Masih sangaaat sakiit hati ini membaca alasan-alasan dan pertimbangan hakim yang tertulis disitu. 

Pulang dari Rumah Sakit, sekitar 10 hari yang lalu saya coba cari lagi di Google karena waktu itu putusannya bisa dibuka dari google, tinggal ketik Ana Supriana Abdul Hamid atau Muhammad Busyaeri Jafar, putusannya keluar dan bisa dibuka. Eh ternyata sekarang sudah tidak bisa lagi dibuka dari google. 

Hanya sampai disini.





Saya coba buka dari web putusanmahkamahagung.go.id juga sama. Akhirnyaa, senin 15 Oktober minggu lalu,  saya beranikan diri ke Pengadilan Agama Kota Gorontalo untuk meminta salinan putusannya. Satu hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya, "meminta salinan putusan poligami" kami yang dulu hanya karena ulah para pendongeng yang ingin eksis.



Dan ini........ Semoga tidak ada lagi yang termakan dongeng “obat tidur” ☺️







**Janganlah sok jadi korban, seolah-olah kami berbahagia di atas penderitaan orang lain yang 'diperkosa'? 
Saya memang sempat ingin menjalin hubungan yang baik, silaturahim yang baik tahun lalu, bahkan meminta maaf untuk sesuatu yang bahkan saya pun tidak tahu kesalahan apa yang saya perbuat sehingga harus meminta maaf. Toh, meminta maaf juga bukan karena kita yang salah. 
Pure bener-bener ingin menjalin silaturahim yang baik, toh demi anaknya juga.. Tapi sampai Juli kemarin responnya seperti menyimpan dendam dan kebencian yang amat sangaat ke saya 🙂 
Ya, sudahlah.. kata suami, sudah cukup saya merendahkan diri, meminta maaf dan sebagainya.. Sudah cukup waktu setahun untuk itu.. Bahkan waktu umrah kemarin pun beberapa kali saya doakan dia di depan Ka'bah agar semuanya membaik, tidak ada kebencian, dendam, dan sebagainya.. Tapi entahlah sudah tertutup dengan apa hatinya.. Kemarahan dan kebenciannya seolah-olah sayalah Pelakor yang merebut suaminya 🙂

Comments

  1. Dongeng,,,
    You know dongeng??
    Cerita khayalan bin fiktif.
    Kadang kita butuh dongeng untuk mnghibur agar hidup nda trllu tegang..
    Hahaha mngkn yg suka ngedongeng underpressure dan hidupnya nda bhgia kk😂😂😂
    Jd ngedongeng biar bhagia tong..
    😂😂😂😂

    ReplyDelete
  2. Astaghfirullah Ya Allah
    Kok zaman sekaranh makin kebolak-balik y Mb
    Yg sah dianggap seolah jahat sedangkan intruder dianggep teraniaya. Astaghfirullah
    Speechless.
    Tapi
    Allah gak tidur :)
    Semoga selalu bahagia dunia akhirat mb
    Semoga selalu rukun dan solid

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SEBAIT DOA UNTUK MEREKA, ISTRI-ISTRI YANG TERSAKITI.

Alhamdulillah, Semua Sudah Berlalu.

Sirup VS Orson