Alhamdulillah, Semua Sudah Berlalu.


 "Semua akan berlalu.."

"Setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah kesedihan ada kebahagiaan."

"Doa, doa, doa. Yakin, Allah Maha Mengabulkan Doa."

"All is well with Allah."

Kurang lebih seperti itulah caraku menguatkan diriku 6 tahun yang lalu selain shalat dan dzikir. Segala cara kulakukan, mulai dari baca buku-buku motivasi Islami, motivasi kehidupan, follow akun-akun motivasi. Semuanya. Semakin sakit, semakin kubenamkan wajahku di atas sajadah, semakin perih, semakin kulangitkan doaku.

Pernah suatu hari aku merasa benar-benar putus asa. Di kamar yang gelaaap yang sama sekali ga ada jendelanya (sengaja tidak kunyalakan lampu), aku berbaring. Aku merasa sendiriaaaan banget. Sendiriiii bangeeeeet. Dada sesek bangeeet. Berat. Mau nangis tapi ga bisa. Trus, aku bangun, keluar kamar dan pergi ke toko peralatan rumah tangga yang ada di seberang kostku. Aku membeli 2 bentuk pisau dapur yang berbeda.  Satu yang paling tipis, runcing dan sedikit panjang,  satunya lagi bentuknya agak besar tapi ga terlalu besar juga.. Pisau dapur pada umumnya lah.. 

Iya, aku berencana bunuh diri siang itu. Sebelumnya beberapa kali aku pernah minum obat, beberapa strip panadol yang kuminum bareng pocari (aku lupa berapa strip), pernah juga minum beberapa botol obat sirup. Entahlah. Dipikiranku saat itu. Aku cuma ingin mati. Tapi gagal. Berakhir dengan aku yang sakit perut hebat, muntah-muntah, pusing, sakit kepala. Ga enaaak bangeet rasanya. Akibatnya sampe sekarang aku masih ga bisa minum pocari. Entahlah, cium aromanya aja aku eneg.

 Ok, balik lagi ke cerita hari itu. 

Ya, aku berencana melakukannya lagi. Dan rencanaku kali ini, aku akan langung menusukkan pisau itu ke tubuhku. Entah itu perutku atau dadaku. Kenapa ga ngiris urat nadi seperti yang di film-film? Sudah pernah😊 Dan itu hanya meninggalkan bekas luka di tanganku. Aku tidak mau meninggalkan bekas luka tambahan lagi kalau saja percobaan kali ini gagal. 

Aku begitu yakin dan udah niat banget dari mulai keluar kamar sampai akhirnya aku selesai membayar di kasir. Aku benar-benar ingin mengakhiri semuanya. Aku malu. Aku udah ga tahan lagi. Aku mau mati.

Tapi dalam perjalananku kembali ke kost sampe akhirnya sampe di kamar. Aku tiba-tiba goyah. 

"Gimana kalo sakit banget?"

Lalu hatiku seakan nguatin, "gapapa.. sakitnya sebentar aja.. Abis itu udah ga sakit lagi..  Setelah ini semua benar-benar berakhir.

Aku yakin lagi. Ga lama goyah lagi.

"Gimana kalo tiba-tiba ada yang nemuin, trus aku di bawa ke RS trus aku selamat, trus nanti aku jadi bahan omongan. 'Ih, dia mau bunuh diri loh karena suaminya poligami.. Kasian ya.." Aahh.. Tidak. Tidak. Aku ga mau. Aku sudah cukup malu orang-orang di Gorontalo tahu. Aku ga mau, orang-orang di Makassar juga nanti tahu kalo kejadiannya kayak di atas. Aku malu.”

Namun, hatiku seakan nguatin lagi, "iyya makanya harus benar-benar di akhiri.. Apakah minum obat yang banyak dulu baru menusuk dada biar lebih cepat dan singkat.."

Aku kembali yakin. Tapi goyah lagi.

"Gimana kalo misalkan aku beneran mati. Ga ada yang tahu. Lalu mayatku baru ditemukan beberapa hari setelahnya. Udah mengeluarkan bau busuk. Semua yang masuk di kamarku pada nutup hidung, bahkan mungkin ada yang mau muntah. Aku masuk berita dengan headline: Seorang wanita berusia 25 tahun tewas bunuh diri di kamarnya. Diduga karena.........”

Tidak. Tidak. Aku ga mau berakhir kayak gitu. Orang-orang itu pasti akan ngetawain aku. 

Akhirnya aku nangis.  Nangis sejadi-jadinya. 

"Kenapa ujianku beraaaat sekaaaali Ya Allah.. Kenapa aku?? Kenapa tidak Kau ambil saja nyawaku. Aku benar-benar ga sanggup lagi Ya Allah.. Beraaat sekaaaalii.. Sakiiit sekaaaaali..

Tiba-tiba dari dalam hatiku.. 

"Doa Ana.. Berdoa.. Doa orang yang terdzalimi pasti didengar Allah.. Doa istri tersakiti pasti dikabulkan Allah.. Berdoa sekarang.. Mumpung lagi sakit-sakitnya.. Berdoa.." 

Aku istigfar. Minta ampun karna udah dzalim ke diri sendiri.

Aku berdoa. 

Terus berdoa.

Berdoa sebanyak yang kumau. 

Semakin sakit hatiku, semakin kulangitkan doaku.

Allah pasti dengar.

Allah pasti kabulkan.

Aku berdoa sampe hatiku tenang. Setelah tenang, aku menelpon teman-temanku. Aku minta mereka datang ke tempatku. Aku ga boleh sendirian.

Tidak ada yang tahu tentang cerita ini sampai akhirnya aku memutuskan untuk membagikannya hari ini sebagai bukti bahwa aku pernah berada di titik terendah di hidupku dan aku berhasil melaluinya.

Aku yakin, kamu pun pasti bisa melaluinya. Entah bagaimana jalan cerita dan akhir ceritanya, tapi Allah selalu punya skenario terbaik untuk hambaNya.Yakini itu.

Semangaaat ya 😊


Comments

Popular posts from this blog

SEBAIT DOA UNTUK MEREKA, ISTRI-ISTRI YANG TERSAKITI.

Sirup VS Orson