Celoteh Sore ☕️

.......................

Maraknya berita-berita tentang pelakor maupun istri yang kedapatan selingkuh dan sebagainya, membuat saya.. ah, entahlah.. Yang jelas saya tidak suka membaca, menonton, atau mencari-cari tahu hal-hal seperti itu. Takut. Ngeri. Parno. Trauma. Pokoknya sebisa mungkin menghindar. Karena kenapa? Saya nantinya akan mudah sensitif, mudah emosi, curigaan, baperan dan lain sebagainya kalo terlanjur nonton atau baca berita tentang itu 😑

Ingat waktu berita tentang Shafa yang melabrak Jedun di Mall trus disusul sama video Shafa yang digampar sama Bapaknya cuma gara-gara Jedun, waktu itu pas bangeeeet saya lagi di Mekkah.. Duuhh, sediiih bangeeeet.. Saya nangis, sambil berdoa khusus untuk Ibu Sarita dan anak-anak, untuk semua istri-istri yang nasibnya sama, semoga Allah melindungi dan mengasihi mereka, mencintai dan menyayangi mereka, melimpahkan mereka kesabaran dan ketabahan seluas samudera, kekuatan dan ketegaran, serta kebahagiaan berlipat-lipat dibanding kesedihan mereka saat ini..

Saking geramnya saya sama Jedun, saya doakan semoga dia dan pelakor-pelakor lainnya diberikan hukuman setimpal.. Sebagai balasan air mata dan kesedihan Ibu Sarita dan istri-istri yang lain yang bernasib sama..

Eh, sebulan kemudian, nonton berita, ternyata Jedun diciduk polisi karena karena narkoba..

Masyaa Allah.. Ga tau deh mau ngomong apa.. cuma bilang Alhamdulillah.. lalu ambil hp, dan ikut komen di salah satu postingannya Ibu Sarita hihi..

***

Untuk pertama kalinya, saya berdoa sungguh-sungguh dan rutin (selama beberapa hari) untuk orang lain, seperti saya mendoakan diri saya sendiri.. Jadi pas tahu berita Jedun terciduk, rasanya kayak liat Ronaldo nyetak goal di gawang lawan 😅 Seneeeng bangeeeet..

Ya, meskipun mungkin tidak sebanding dengan kebahagiaan ibu Sarita yang sudah dia rebut, tapi setidaknya semoga itu menjadi pelajaran untuk pelakor-pelakor yang lain.. Bahwa semesta mendukung istri yang tersakiti, apalagi banyaak yang berdoa untuk mereka..

Jika ada yang bilang terlalu lebay menghakimi pelakor, mungkin mereka belum pernah berada di posisi istri yang tersakiti.. Apalagi jika yang berkata seperti itu adalah laki-laki 😂 Lucu! Soalnya saya pernah baca kata-kata bijak dari seorang penulis laki-laki yang seolah membenarkan 'perselingkuhan' antara suami orang dan pelakor. Wajar, mungkin karena dia laki-laki. Tapi menurut saya, kok sepertinya tidak etis jika ada perempuan yang juga mendukung opininya itu 🤔 Kenapa coba mendukung? Kalo perempuan, pastinya ga mau donk kalo sudah nikah, trus lakinya selingkuh atau bahkan direbut perempuan lain, yakan?

Kecuali kalau....................................... 🙄

Au ah.. Ya mungkin karena ga semua orang harus berpendapat SAMA 😅



Comments

  1. Saya komen di posisi anak hasil ribut2 pelakor aja ya.

    Saya sih, jujur, lebih suka ortu saya cerai. Soalnya udah terlanjur sakit hati. Kalopun ibu bertahan cuma karena ingin anak2nya bahagia, kayanya perlu dikaji ulang. Ibu ibu yg suaminya selingkuh perlu tahu, kami sebagai anak hanya ingin lihat ibu bahagia. Kalo dengan mempertahankan rumah tangga sudah bikin hati ibu cenat cenut, pisah saja, kami anak2 tidak apa kok berstatus sebagai anak dengan ortu pisah. Yg penting ibu bahagia. Jadi plis, ortu diluar yg lagi galau apa harus pisah atau ga hanya krn krn mikirin anak, kami ga papa kok bu. Keputusan ibu kami dukung selama ibu bahagia.

    Ini beneran murni pendapat saya yg sedih lihat ibu saya bertahan di sebuah hubungan toxic hanya krn supaya anak2nya ga kehilangan kasih sayang yg lengkap :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga Ibu selalu dalam lindunganNya, diberikan kebahagiaan berlipat-lipat dibanding kesedihannya saat disakiti mantan suami dan pelakornya. Semoga anak-anaknya semuanya sukses, dan bahagia dunia akhirat. Karena kebahagiaan dan kesuksesan anak-anak, adalah balasan terbaik untuk mereka yang telah menyakiti :)

      Delete
  2. Sy istri yg terzalimi juga kr pelakor

    ReplyDelete
  3. Saya gak pernah berfikir bahwa ada pelakor dalm rmh tangga saya, yg belum genap setahun. Ditambah saya baru saja melahirkan anak pertama kami, tapi suami menceraikan saya dan memilih pelakor itu. Dia tega meninggalkan saya dan anaknya yg masih bayi. Hancurr rasanya. Mimpi2 yg sdh kita bangun bersama lenyap seketika. Saya mencoba ikhlas walaupun rasanya ujian ini sangat berat untk saya. Saya yakin Allah akan balas perbuatan mereka setimpal dgn apa yg sdh mreka lakukan thd saya dan anak laki2 saya. Saya jg bersyukur karna anak saya laki2 jd tdk perlu mencari ayahnya kalau nanti dia nikah. Ambil hikmah nya saja. Skrg kami sedang mengurus perceraian kami. Sakit sekali rasanya saya gak pernah membayangkan sesingkat ini rmh tangga saya. Padahal bln depan tepat satu thn pernikahan kami. Aturan kami sedang bahagia karna sdh lengkap sbg keluarga kecil. :( Astaghfirullah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Allah mbaa.. 😢 Rasanya tidak ada gunanya juga ketika saya bilang, "yang kuat ya.. yang sabar ya mba..", tidak semudah kata-kata untuk melakukannya..
      Semoga Allah gantikan kesedihan mba saat ini dengan kebahagiaan berlipat-lipat sampe mba lupa kalo pernah sedih karena mereka.. Semoga anaknya jadi anak yang sholeh, cerdas, sukses, berbakti dan selamat dunia akhirat.. Aamiin Aamiin Ya Allah..

      Delete
  4. Sudah 3thn suami saya juga poligami.dan sampai saat ini saya belum bisa memaafkan semua perlakuan mereka,bahkan saya seperti trauma,karena setiap mendengar orang mengucap ijab kabul,hati saya terasa sakit banget.
    tapi hikmahnya saya jadi sadar dan lebih mendekatkan diri padaNya.saya yakin pada janji Alloh akan ada kemudahan selepas kesulitan dan rasa sakit yang saya alami ini.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SEBAIT DOA UNTUK MEREKA, ISTRI-ISTRI YANG TERSAKITI.

Alhamdulillah, Semua Sudah Berlalu.

Sirup VS Orson