UNTUKMU YANG TERSAKITI
Sebagian besar DM/Inbox yang masuk di instagram dan Facebook saya adalah curahan hati dari para istri yang tersakiti.
90% isinya SAMA.
Mereka dikhianati/diselingkuhi.
Suami mereka ingin menikah lagi sementara mereka tidak bisa berbuat apa-apa, mau melepaskan, tapi mereka begitu mencintai suami mereka, dan juga, ada anak-anak, buah cinta mereka yang masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang Ayah.
Ada yang suaminya ingin menikah lagi karena beberapa tahun pernikahan belum dikaruniai anak.
Ada yang ketahuan diam-diam menikah lagi dan mempunyai anak dari pernikahan itu.
Ada pula yang mengambil keputusan untuk berpisah. Meski harus membiayai anak-anaknya sendiri karena nafkah bulanan dari mantan suaminya kadang ditransfer, kadang juga tidak.
Kebanyakan mereka bertanya,
BAGAIMANA SAYA MENGHADAPINYA?
BAGAIMANA SAYA BISA MELEWATI SEMUANYA?
BAGAIMANA SAYA BISA MEMAAFKAN KESALAHAN SUAMI?
BAGAIMANA SUPAYA BISA MELUPAKAN KESALAHAN-KESALAHANNYA DAHULU?
Mereka bertanya bagaimana saya menghadapinya? Saya sendiri juga tidak tahu bagaimana saya bisa menghadapinya. Mau tidak mau, saya tetap harus menghadapi apa yang sudah ditakdirkan Allah.
Kalau tidak dihadapi, mau bagaimana lagi?
Lari dari masalah? Tidak mungkin. Ada anak-anak. Mereka butuh saya.
Menjadi saya beberapa tahun lalu itu beraaat. Beraat sekali. Sakiiiiiit. Saya tahu perasaan anda-anda semua sekarang ini. Saya tahu.
Dada sesak seperti dijatuhi beban berat, hati perih seperti teriris. Mau menangis, tapi air mata sudah kering. Mau curhat, sudah tidak mampu lagi.
Sempat saya berpikiran menghakhiri hidup. Beberapa kali pikiran itu muncul. Beberapa kali mencoba dengan meminum obat dengan jumlah yang banyak, tapi hanya berakhir di tempat tidur dan bolak-balik WC muntah-muntah san perut melilit. Mengiris pergelangan tangan, pernah sekali. Pernah juga terbersit untuk menikamkan pisau di dada saya, saking sakit, sesak, dan perih yang saya rasakan.. "kenapa tidak sekalian sakit ditikam saja?" Waktu itu saya sudah membeli pisau baru, supaya tajam dan steril. Tapi lagi-lagi gagal.
Allah masih menolong saya dengan perasaan takut.
Saya takut sakit.
Saya takut matinya lama dan saya merasakan sakit.
Dosa? Waktu itu saya sama sekali tidak berpikir bahwa apa yang saya lakukan ini adalah dosa besar. SAYA HANYA INGIN MENGAKHIRI INI SEMUA, SAYA TIDAK TAHAN.
Apa kira-kira yang terjadi ketika waktu itu saya mati konyol karena bunuh diri? Na'udzubillahi min dzalik..
Siapa bilang saya kuat?
Siapa bilang saya sabar?
Saya sama seperti kalian.
Lantas bagaimana saya bisa melewati semuanya?
Setelah semua percobaan bunuh diri yang gagal, air mata yang kering, saya akhirnya menyadari.. tidak ada yang bisa saya lakukan selain SAYA HARUS MENGHADAPINYA. SAYA HARUS MELAWANNYA. SAYA HARUS MENANG MELAWAN KETERPURUKAN SAYA.
Ibadah saya semakin rajin, wajib tepat waktu, ibadah sunnah tidak ketinggalan. Dzikir dan istigfar setiap hari setiap saat. Berdoa setiap kali rasa sakit itu datang..
Semakin sakit dan perih hati saya, semakin kuat dan dalam doa saya, semakin menyayat luka di hati saya, semakin saya merintih kepada Allah..
Hingga akhirnya saya pasrah..
Pasrah dalam artian, saya tidak ingin begini terus. Saya harus mengambil keputusan, SAYA HARUS BAHAGIA..
Semuanya saya serahkan kepada Allah, dan memberikan suami saya pilihan..
Saya sudah siap. Apapun itu saya sudah siap menerima keputusannya, ASAL TIDAK LAGI DIDUAKAN.
Alhamdulillah, tepat 1 tahun yang lalu, 27 April 2016, SUAMI SAYA RESMI MENCERAIKAN PEREMPUAN ITU di Pengadilan Agama Kota Gorontalo.
*****
Alhamdulillah.. ujian 3 tahun yang lalu membuat kami menjadi lebih baik. Dulu mungkin saya sempat menagih Allah.. apa?? Apa salah saya?? Saya sudah mengikuti semua perintahNya, wajib insyaa Allah tidak pernah saya tinggalkan, ibadah sunnah saya jalankan, saya berusaha menjadi istri yang baik untuk suami saya, kenapa Kau berikan saya ujian seberat ini Ya Allah..
Semua pertanyaan itu akhirnya terjawab..
Dibalik ujian dan cobaan 3 tahun yang lalu, Allah menyelipkan hikmah dan kebahagiaan yang LUAR BIASA yang saya dan keluarga saya rasakan saat ini..
*****
Pesan saya untuk semuanya, tidak ada yang bisa menguatkan kita selain diri kita sendiri dan pertolongan Allah. Tidak ada gunanya saran, motivasi, dukungan dari siapapun, bahkan dari motivator hebat sekalipun jika kita sendiri sudah mengatakan dan meyakinkan bahwa "SAYA SUDAH TIDAK SANGGUP LAGI."
Jangan harap bisa LULUS jika itu prinsipmu.
Hadapi!
Kalian akan menemukan sendiri alurnya, ritmenya, hingga akhirnya kalian akan bisa mengatasinya sendiri :)
*****
Semoga Allah memberikan kekuatan, kesabaran, ketabahan, dan kebahagiaan tak terkira untuk kalian..
Semoga cerita akhir bahagia anda bisa saya rasakan juga ya mba. Karena sekarang saya sedang berada di posisi mba yang 3 tahun yang lalu. Tapi saya pasrah dan saya serahkan semuanya kepada ALLAH SWT dan saya yakin rencanaNYA adalah yang paling baik dari apapun. 😃😇
ReplyDeleteAamiin Aamiin Aamiin Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim Ya Samii' Ya Mujiib 😇 Semoga Allah kabulkan setiap doa2 mba intan ya.. Bahagia selalu mba..
Delete